Contoh Soal PAT Sosiologi Kelas XII SMA 2021/2022 Semester 2
Contoh Soal PAT Sosiologi Kelas XII SMA 2021/2022 Semester 2 - Dokumen Penilaian Akhir Tahun atau PAT semester genap mata pelajaran peminatan (IPS / IIS) Kurikulum 2013 Revisi format Online dan PDF Terbaru gratis dan lengkap disertai Kunci Jawaban.
Materi Ujian Penilaian Akhir Tahun Sosiologi diselaraskan berdasarkan standar Kurtilas yang berimprovisasi dengan persoalan asesmen.
Selanjutnya, latihan soal PAT SMA Kelas 12 ini dapat digunakan Bapak/Ibu guru untuk referensi dalam menyusun lembar ujian PAT Sosiologi XII di pembelajaran tatap muka terbatas.
Contoh Soal PAT Sosiologi Kelas XII SMA 2021/2022 Semester 2
Selamat mengerjakan..
(Full PDF (40 butir) dan Jawaban, di akhir artikel)
1. Ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan:
a. Empiris, artinya ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif (menduga-duga)
b. Teoritis, artinya suatu ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil pengamatan. Abstraksi tersebut merupakan kesimpulan logis yang bertujuan menjelaskan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
c. Komulatif, artinya disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada atau memperbaiki, memperluas, serta memperkuat teori-teori yang lama.
d. Nonetis, artinya pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Contoh dibawah ini yang termasuk ciri-ciri sosiologi nonetis adalah….
A. Kemacetan sebagai masalah sosial dalam penelitian sosiologi tidak dinilai sebagai hal yang buruk. Sosiologi tidak berkepentingan untuk menjustifikasi bahwa kemacetan itu buruk. Tentu saja, tidak pula mengatakan bahwa kemacetan itu baik
B. Masyarakat Jakarta yang merupakan pelaku kemacetan tidak percaya bahwa transportasi publik akan menciptakan kenyamanan baik secara pelayanan maupun akses. Dampaknya, masyarakat lebih suka naik kendaraan pribadi. Argumen tersebut diambil dari realitas objektif di lapangan dan bukan spekulasi kosong.
C. Sosiologi menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antara kemacetan dengan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah yang rendah. Abstraksi yang dihasilkan merupakan pernyataan yang menegaskan pentingnya meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah untuk menanggulangi kemacetan.
D. Penelitian sosiologi tentang kemacetan menghasilkan kesimpulan baru yang melibatkan kesimpulan-kesimpulan yang pernah dibuat sebelumnya. Misal, penelitian sebelumnya mengatakan bahwa penyebab macet adalah karena tingginya daya beli masyarakat, termasuk daya beli konsumsi mobil pribadi. Penelitian lain menyebutkan bahwa mobil memberikan prestige dan status yang menjanjikan buat penggunanya.
E. Sosiologi hanya menjelaskan mengapa kemacetan di ibu kota Jakarta bisa terjadi. Ketika penjelasannya mengatakan bahwa kemacetan bisa terjadi karena rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah, sosiologi tidak pula menjustifikasi bahwa tingkat kepercayaan publik yang rendah itu buruk.
2. Bacalah artikel di bawah dengan teliti!
Setelah membaca dan memahami kutipan artikel di atas, objek kajian sosiologi adalah….
A. Kelompok yang ada di masyarakat
B. Masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia
C. Individu yang memiliki potensi mobilitas tinggi
D. Potensi sosial yang terus mengalami perkembangan
E. Masyarakat yang mendapatkan prioritas pembangunan
Setelah membaca dan memahami kutipan artikel di atas, objek kajian sosiologi adalah….
A. Kelompok yang ada di masyarakat
B. Masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antarmanusia
C. Individu yang memiliki potensi mobilitas tinggi
D. Potensi sosial yang terus mengalami perkembangan
E. Masyarakat yang mendapatkan prioritas pembangunan
3. Perhatikan gambar disamping!
Setelah Ujian Akhir Sekolah, para peserta didik mengikuti berbagai pertandingan yang diadakan oleh sekolah. Kegiatan pertandingan ini dilakukan secara individu maupun kelompok. Contoh tersebut termasuk….
A. Persaingan
B. Kontravensi
C. Pertentangan
D. Akomodasi
E. Asimilasi
Menjodohkan (MJDK)
4. Ada enam jenis faktor terjadinya proses interaksi sosial. Keenam faktor tersebut adalah faktor sugesti, identifikasi, simpati, empati, motivasi, dan imitasi. Kesemuanya membentuk proses sosial yang menjadi cikal bakal kehidupan bermasyarakat yang berpedoman dengan norma dan aturan yang telah disepakati.
Pasangkan faktor terjadinya interaksi sosial dengan contohnya yang sesuai:
Pilihan Ganda Kompleks (PGK)
5. Norma-norma yang ada di dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, ada yang berdaya ikat lemah, sedang, dan kuat. Umumnya, anggota masyarakat tidak berani melanggar norma yang berdaya ikat kuat karena akan mendapatkan sanksi hukum yang keras, berdasarkan tingkatan daya ikat tersebut, norma dibedakan menjadi empat, yaitu cara/usage, kebiasaan/folkways, tata kelakuan/mores, dan adat istiadat/custom.
Pilih benar atau salah pada setiap pernyataan berikut!
Pilih benar atau salah pada setiap pernyataan berikut!
6. Bacalah artikel di bawah ini dengan cermat!
Dampak Pemberian Label Terhadap Pelaku Kejahatan
"Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya"
Peribahasa diatas menggambarkan sanksi sosial yang diberikan oleh masyarakat terhadap orang-orang yang dinilai telah melanggar suatu norma yang berlaku di masyarakat, sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya yang artinya sekali saja menghianati orang lain maka seumur hidup tidak dapat dipercaya.
Saya mencoba untuk berdiskusi dengan pembaca bagaimana memahami pelaku yang tidak dipercaya tersebut, atau lebih ekstrim pelaku yang diberikan label oleh masyarakat karena telah melanggar nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dengan sebutan penjahat, Austin T. Turk (1958) dalam teori konfliknya menjelaskan bahwa kejahatan adalah status yang diperoleh terhadap penentang norma, dimana norma tersebut diterima sebagai norma sosial.
Namun kiranya efektifkah sanksi sosial yang diberikan terhadap pelaku kejahatan dengan memberikan label "penjahat" terhadap diri mereka jika dilihat dari efek jera pelaku tersebut dalam perbuatannya ke depan? jawabannya "belum tentu".
Diakses dari: https://www.kompasiana.com/satria123/55e991ed8e7e61e50ab31708/dampak-pemberian-label-terhadap-pelaku-kejahatan
Kutipan artikel di atas merupakan faktor penyebab perilaku menyimpang karena labelling yang diberikan kepada pelaku kejahatan. Sebagian orang pasti pernah mendapatkan pandangan negatif dari orang-orang sekitar akibat dari sesuatu yang dilakukannya atau justru Anda sendiri pernah mengalami kejadian ini. Hal tersebut dalam sosiologi dikenal dengan teori labeling, di mana secara umum dijelaskan sebagai suatu kondisi seseorang mendapatkan label dari orang lain atas apa yang mereka lakukan. Seringkali hal yang dilakukan tersebut dipandang menyimpang dan tidak pantas untuk dilakukan. Berdasarkan artikel dan ilustrasi tersebut, labelling memberikan berbagai dampak dalam kehidupan tiap individu dan identifikasilah jawaban benar….
A. Dapat merubah konsep diri orang yang mungkin akan mulai melihat dirinya menyimpang dan memungkinkan untuk melakukan penyimpangan pula
B. Diberikannya labelling kepada penjahat akan merubah perilakunya menjadi lebih baik di masyarakat
C. Keterlibatan atau bergabung dengan kelompok yang menyimpang
D. Seorang individu yang merasa memiliki permasalahan sosial dapat mengalami hilangnya kepercayaan diri
E. Masyarakat menerima pelaku kejahatan dengan terbuka
Dampak Pemberian Label Terhadap Pelaku Kejahatan
"Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya"
Peribahasa diatas menggambarkan sanksi sosial yang diberikan oleh masyarakat terhadap orang-orang yang dinilai telah melanggar suatu norma yang berlaku di masyarakat, sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya yang artinya sekali saja menghianati orang lain maka seumur hidup tidak dapat dipercaya.
Saya mencoba untuk berdiskusi dengan pembaca bagaimana memahami pelaku yang tidak dipercaya tersebut, atau lebih ekstrim pelaku yang diberikan label oleh masyarakat karena telah melanggar nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dengan sebutan penjahat, Austin T. Turk (1958) dalam teori konfliknya menjelaskan bahwa kejahatan adalah status yang diperoleh terhadap penentang norma, dimana norma tersebut diterima sebagai norma sosial.
Namun kiranya efektifkah sanksi sosial yang diberikan terhadap pelaku kejahatan dengan memberikan label "penjahat" terhadap diri mereka jika dilihat dari efek jera pelaku tersebut dalam perbuatannya ke depan? jawabannya "belum tentu".
Diakses dari: https://www.kompasiana.com/satria123/55e991ed8e7e61e50ab31708/dampak-pemberian-label-terhadap-pelaku-kejahatan
Kutipan artikel di atas merupakan faktor penyebab perilaku menyimpang karena labelling yang diberikan kepada pelaku kejahatan. Sebagian orang pasti pernah mendapatkan pandangan negatif dari orang-orang sekitar akibat dari sesuatu yang dilakukannya atau justru Anda sendiri pernah mengalami kejadian ini. Hal tersebut dalam sosiologi dikenal dengan teori labeling, di mana secara umum dijelaskan sebagai suatu kondisi seseorang mendapatkan label dari orang lain atas apa yang mereka lakukan. Seringkali hal yang dilakukan tersebut dipandang menyimpang dan tidak pantas untuk dilakukan. Berdasarkan artikel dan ilustrasi tersebut, labelling memberikan berbagai dampak dalam kehidupan tiap individu dan identifikasilah jawaban benar….
A. Dapat merubah konsep diri orang yang mungkin akan mulai melihat dirinya menyimpang dan memungkinkan untuk melakukan penyimpangan pula
B. Diberikannya labelling kepada penjahat akan merubah perilakunya menjadi lebih baik di masyarakat
C. Keterlibatan atau bergabung dengan kelompok yang menyimpang
D. Seorang individu yang merasa memiliki permasalahan sosial dapat mengalami hilangnya kepercayaan diri
E. Masyarakat menerima pelaku kejahatan dengan terbuka
7. Tentukan benar atau salah terhadap kolom pernyataan berikut!
8. Bacalah berita di bawah ini dengan cermat!
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, ada banyak keluhan siswa soal sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19 yang terkait dengan kendala kuota internet. Hal itu berdasarkan survei terhadap 1.700 siswa yang jadi responden survei daring KPAI. Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, keluhan soal kuota internet tercatat paling tinggi yakni sebanyak 43 persen.
" Keluhan soal kuota itu paling tinggi. Cukup tinggi sebab 43 persen angkanya. Namun, yang mengaku soal tidak punya alat itu 29 persen," ujar Retno dalam diskusi daring bertajuk Suka dan Duka Belajar Daring yang digelar Sabtu (8/8/2020).
Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2020/08/08/10265321/survei-kpai-43-persen-siswa-keluhkan-kuota-internet-untuk-pembelajaran.
Kutipan berita di atas adalah salah satu fenomena terkait pembelajaran daring yang dilaksanakan untuk proses pembelajaran selama masa pandemi corona. Sebagai seorang santri, Miftah ingin mengadakan sebuah penelitian mengenai persepsi santri SMA POMOSDA terhadap pembelajaran daring di masa pandemik covid-19. Untuk mengumpulkan data penelitian, Miftah membuat angket yang berisi beberapa pertanyaan yang dibagikan kepada para santri melalui aplikasi online. Responden kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan mengirimkan kembali pada Miftah.
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, ada banyak keluhan siswa soal sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19 yang terkait dengan kendala kuota internet. Hal itu berdasarkan survei terhadap 1.700 siswa yang jadi responden survei daring KPAI. Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, keluhan soal kuota internet tercatat paling tinggi yakni sebanyak 43 persen.
" Keluhan soal kuota itu paling tinggi. Cukup tinggi sebab 43 persen angkanya. Namun, yang mengaku soal tidak punya alat itu 29 persen," ujar Retno dalam diskusi daring bertajuk Suka dan Duka Belajar Daring yang digelar Sabtu (8/8/2020).
Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2020/08/08/10265321/survei-kpai-43-persen-siswa-keluhkan-kuota-internet-untuk-pembelajaran.
Kutipan berita di atas adalah salah satu fenomena terkait pembelajaran daring yang dilaksanakan untuk proses pembelajaran selama masa pandemi corona. Sebagai seorang santri, Miftah ingin mengadakan sebuah penelitian mengenai persepsi santri SMA POMOSDA terhadap pembelajaran daring di masa pandemik covid-19. Untuk mengumpulkan data penelitian, Miftah membuat angket yang berisi beberapa pertanyaan yang dibagikan kepada para santri melalui aplikasi online. Responden kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan mengirimkan kembali pada Miftah.
Berdasarkan ilustrasi di atas, teknik pengumpulan data yang dilakukan Miftah memiliki beberapa kelebihan dan identifikasilah jawaban yang benar…
A. Dapat dipergunakan pada responden yang tidak menguasai baca tulis
B. Biaya relatif murah karena tidak perlu ke rumah responden
C. Pengisiannya ditentukan responden sesuai dengan keluangan waktunya
D. Data yang diperoleh memiliki tingkat akurasi tinggi karena langsung diamati
E. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena kemudahan mengakses
A. Dapat dipergunakan pada responden yang tidak menguasai baca tulis
B. Biaya relatif murah karena tidak perlu ke rumah responden
C. Pengisiannya ditentukan responden sesuai dengan keluangan waktunya
D. Data yang diperoleh memiliki tingkat akurasi tinggi karena langsung diamati
E. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena kemudahan mengakses
9. Tentukan benar atau salah pernyataan berikut!
Uraian (U)
10. Bacalah dengan cermat cuplikan berita di bawah ini!
Menurut Wikipedia, menyontek merupakan suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip keadailan. Kegiatan ini merupakan kebiasaan yang sering terjadi di kalangan pelajar hingga mahasiswa. Sejak bertahun-tahun yang lalu dari generasi ke generasi, menyontek seolah-olah seperti budaya yang selalu ada hampir di setiap sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia khususnya di Banten. Kebiasaan yang dianggap sepele lalu diabaikan ini akan memberikan dampak buruk bagi pelajar atau mahasiswa itu sendiri, padahal nilai penting dari proses pendidikan di sekolah atau di perguruan tinggi bukan dari angka, tetapi proses belajar itu sendiri.
Diakses dari: https://kumparan.com/novia-nadhifah/budaya-menyontek-dikalangan-pelajar-hingga-mahasiswa-di-banten-oleh-novia-nadhifah#:
Amar seorang mahasiswa Sosiologi semester akhir dan akan membuat skripsi berdasarkan gejala sosial yang digambarkan pada berita di atas. Berilah masukan pada Amar untuk membuat dua rumusan masalah dalam penelitiannya!
Jawaban : …
Menurut Wikipedia, menyontek merupakan suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip keadailan. Kegiatan ini merupakan kebiasaan yang sering terjadi di kalangan pelajar hingga mahasiswa. Sejak bertahun-tahun yang lalu dari generasi ke generasi, menyontek seolah-olah seperti budaya yang selalu ada hampir di setiap sekolah atau perguruan tinggi di Indonesia khususnya di Banten. Kebiasaan yang dianggap sepele lalu diabaikan ini akan memberikan dampak buruk bagi pelajar atau mahasiswa itu sendiri, padahal nilai penting dari proses pendidikan di sekolah atau di perguruan tinggi bukan dari angka, tetapi proses belajar itu sendiri.
Diakses dari: https://kumparan.com/novia-nadhifah/budaya-menyontek-dikalangan-pelajar-hingga-mahasiswa-di-banten-oleh-novia-nadhifah#:
Amar seorang mahasiswa Sosiologi semester akhir dan akan membuat skripsi berdasarkan gejala sosial yang digambarkan pada berita di atas. Berilah masukan pada Amar untuk membuat dua rumusan masalah dalam penelitiannya!
Jawaban : …
- Contoh Soal PAT Sosiologi Kelas XII SMA v1 (Asesmen), UNDUH
- Contoh Soal PAT Sosiologi Kelas XII SMA v2 (Kunci Jawaban), UNDUH
Demikian artikel tentang Contoh Soal PAT Sosiologi Kelas XII SMA 2021/2022 Semester 2. Semoga bermanfaat..